Laman

Senin, 20 Februari 2012

AIR MATA


simpun penuh digundahku
terdiam memaknai resahku
derai air hujan memanggil riuhku
aku membeku

dalam sujud malam palsu

menatap awan yang menyapa
meneriakan demi bualan air mata
yang seakan menyapu damaiku

kau datang dan pergi
seakan tak pedulikanku

tetesan air mata ini menancap kalbu
pintaku hanya satu

tapi luas harapanku
demi setitik cinta
dan sebutir rindu
meneriakan hari demi hari 

Tidak ada komentar: