Laman

Selasa, 21 Februari 2012

Persatuan Islam dan Bahaya Perpecahan di Dunia Islam





“Saya berharap seluruh masa hidup ini saya jalani untuk mewujudkan persatuan kaum muslimin dan kematian yang bakal saya alami juga demi persatuan kaum muslimin.”



Kedudukan dan Potensi Umat Islam
Makna Persatuan dan Solidaritas Islam

Poros-Poros Persatuan
    Pribadi Agung Sejarah Kemanusiaan

 Sunnah dan Perilaku Insan-Insan Maksum (AS) 


Republik Islam Iran
Keuntungan Persatuan dan Solidaritas Islam
Solusi Budaya    Persatuan menghadapi musuh yang sama
Solusi Ekonomi
ParatTokoh persatuan
Persatuan Islam dan Bahaya Perpecahan di Dunia Islam

“Saya berharap seluruh masa hidup ini saya jalani untuk mewujudkan persatuan kaum muslimin dan kematian yang bakal saya alami juga demi persatuan kaum muslimin.”

Kedudukan dan Potensi Umat Islam
 Bangsa-bangsa dari beragam warna kulit, hitam, putih dan kuning, yang berbicara dengan puluhan bahasa berbeda saling bersaudara dan sehati. Mereka semua meyakini sebagai bagian yang sama dari umat Islam yang besar. Semua berbangga dengannya. Setiap hari mereka menghadap ke satu arah dan bermunajat dengan Allah dengan bahasa ibadah yang sama. Mereka mengambil ajaran dari kitab suci yang sama pula.
Komunitas ini bernama umat Islam yang punya peradaban kaya dengan warisan budaya yang sangat besar dan berkembang serta berpijar dengan sangat istimewa. Seiring dengan keberagamannya, umat ini mempunyai kapasitas persatuan dan kekompakan yang menakjubkan. Kesemua itu muncul berkat penguasaan dan pengaruh Islam serta tauhidnya yang murni pada seluruh sisi dan sudutnya.
Umat Islam memiliki banyak sarana untuk membela hak dan eksistensinya. Umat ini adalah komunitas yang sangat besar dengan kekayaan yang sangat berlimpah. Umat ini punya sumber daya manusia yang handal dan modal spiritual yang memberikan kekuatan kepadanya untuk resisten menghadapi kaum arogan dan antagonis. Umat Islam memiliki kebudayaan dan peradaban yang berakar sejarah. Di dunia ini, sulit mendapatkan peradaban yang mampu menandinginya. Umat ini punya sarana yang berlimpah. Karena itu, umat Islam punya potensi untuk membela diri.
Hari ini, umat Islam harus berusaha mengembalikan harga diri, kemerdekaan, kemajuan sains, dan kekuatan spiritualnya yang semua itu bisa diraih dengan memegang teguh agama, bertawakkal kepada Allah dan yakin akan pertolonganNya.
عِدَاتِک لِعِبَادِک مُنْجَزَة
“JanjiMu kepada hamba-hambaMu pasti terlaksana” (Wasail Syiah juz 14 hal: 395/30 bab Istihbab Ziayarah Amirul Mukminin)
Ini janji Ilahi, janji yang pasti terlaksana.
وَ لَينْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ ينْصُرُه
“…dan Allah pasti akan menolong siapa saja yang menolongNya.” (Q.S. al-Hajj: 40)
Dengan meyakini akan janji ini umat Islam hendaknya masuk ke tengah arena pergerakan dan amal. Pekerjaan ini bisa dilakukan dengan memanggul senapan, pekerjaan pikiran, logika, ilmu, sosial, politik, dan sebagainya. Semua harus dilaksanakan untuk Allah dan di jalan persatuan Dunia Islam. Dengan demikian, pemerintahan-pemerintahan muslim akan mendapat keuntungan demikian pula bangsa-bangsa Muslim.

Makna Persatuan dan Solidaritas Islam
Yang dimaksudkan dengan persatuan sangat sederhana dan jelas, yaitu bahwa madzhab-madzhab Islam harus saling bekerjasama dan meninggalkan perseteruan. Yang dimaksud dengan persatuan umat Islam adalah bahwa mereka tidak saling menolak, tidak membuka kesempatan bagi musuh untuk menguasai mereka dan tidak saling menzalimi.
Makna dari persatuan bangsa-bangsa Muslim adalah bahwa terkait masalah Dunia Islam hendaknya mereka bergerak secara bersama-sama, saling membantu, dan setiap bangsa Muslim jangan sampai menggunakan sarana yang dimiliki untuk saling menyerang terhadap sesama.
Persatuan Islam bukan berarti bahwa kaum muslimin dengan beragam madzhab dan alirannya harus meninggalkan kepercayaan mereka menyangkut aqidah dan fiqih. Akan tetapi yang dimaksud dengan persatuan Islam adalah dua makna berikut ini; pertama, dalam menghadapi musuh-musuh Islam, seluruh kaum muslimin dengan aqidah dan fiqih masing-masing harus benar-benar kompak, saling membantu, bekerjasama dan satu pemikiran. Kedua, masing-masing penganut aliran Islam berusaha untuk saling mendekat dengan sesama Muslim sehingga tercipta kesepahaman dan saling mengkomparasikan pandangan fiqih masing-masing. Banyak sekali fatwa fukaha dan ulama yang bisa berdekatan dengan hanya membuat sedikit penyesuaian, tentunya dengan melalui pembahasan fiqih secara mendalam.

Poros-Poros Persatuan
Tauhid
Di tengah masyarakat yang bertauhid diyakini bahwa seluruh gerakan dan fenomena alam terjadi karena kehendak dan kekuasaan satu Sumber Penciptaan yang menjadi Pemilik sekaligus Penguasa alam wujud, yang Maha Hidup, Maha Berdiri Sendiri, dan Maha Menundukkan. Dengan adanya keyakinan seperti kini, jelas semua manusia –yang berkulit hitam atau putih, dengan beragam ras dan kedudukan sosial- saling bersaudara. Sebab, semuanya berhubungan dengan Allah. Semuanya terhubung ke satu pusat dan mendapat limpahan anugerah dan bantuan dari satu tempat. Ini adalah konklusi pasti dari kepercayaan kepada keesaan Allah. Dengan persepsi tauhid seperti ini, bukan hanya manusia, tapi segala sesuatu di alam ini termasuk binatang, benda mati, langit dan bumi, juga semua hal yang lain terhubung ke satu pusat. Semuanya memiliki hubungan dengan manusia. Karena itu, semua yang dilihat dan dirasakan oleh manusia adalah satu cakrawala, satu alam dan satu komunitas di sebuah dunia yang sehat dan lingkungan yang aman.

Identitas Keislaman
Hari ini umat Islam di seluruh penjuru dunia –baik yang berada di negara-negera Muslim maupun yang berada di negeri lain sebagai kelompok minoritas- merasakan identitas keislaman dan kembalinya jaditiri mereka sebagai umat Islam. Sekarang, para cendekiawan Dunia Islam yang sebelumnya termakan oleh pemikiran dan ideologi sosialisme dan berbagai faham Barat lainnya, telah kembali dan menemukan kecenderungan pada diri mereka kepada Islam. Mereka mencari obat penawar untuk mengobati penyakit kemanusiaan dari Islam. Hari ini, kalbu umat Islam menemukan ketertarikan luar biasa kepada Islam, hal yang tak pernah terjadi sebelumnya sepanjang beberapa abad lalu.
Setelah Barat dan Timur secara politik dan budaya menguasai secara penuh negeri-negeri Muslim, hari ini para pemuda di Dunia Islam memfokuskan pandangan mereka kepada Islam. Ini adalah fakta yang diakui sendiri oleh orang-orang Barat dan kubu arogansi dunia. Para pemimpin arogansi dunia mencemaskan satu hal yaitu kembalinya jatidiri keislaman dan kebanggaan menjadi Muslim. Dan, ini pulalah yang bisa menciptakan persatuan dan solidaritas di tengah umat Islam.

Agama Islam
Agama Islam membuat kaum muslimin merasakan hubungan dan persatuan di antara mereka. Islam pula yang membuat kaum muslimin dengan jumlah satu miliyar dan ratusan juta jiwa ikut berpartisipasi dalam memikirkan berbagai permasalahan yang dihadapi Dunia Islam. Agama Islam meyakini persatuan sebagai salah satu prinsip utama. Semuanya menebar aroma kesatuan, mulai dari Dzat Maha Suci Ilahi –yang merupakan manifestasi persatuan dan kesatuan- sampai buah dari kesatuan ini yang terjelma dalam fokus alam wujud kepada satu poros yang agung dan tinggi.
کلٌّ إِلَينا راجِعُونَ
“…Semuanya akan kembali kepada Kami” (Q.S. al-Anbiya: 93)
Semua bergerak menuju kepadaNya.
وَ إِلَي اللَّهِ الْمَصيرُ
“Dan kepada Allah tempat kembali.” (Q.S. al-Nur :42)
Persatuan harus dilandasi oleh agama Islam dan pegangan teguh kepada tali Allah, bukan oleh hal-hal yang semu dan fanatisme golongan yang tak berarti. Tonggak berdirinya umat Islam adalah dengan keislamannya. Persatuan harus digunakan untuk mengabdi dan demi tegaknya kekuasaan Islam. Jika tidak demikian, [persatuan] ini tidak ada artinya.

Al-Qur’an
Al-Qur’an menyeru umat Islam untuk bersatu. Al-Qur’an mengancam kaum muslimin jika mereka kehilangan persatuan dan solidaritas antara sesama, maka kehormatan, identitas dan kekuatan mereka akan sirna. Sayangnya, hari ini kita menyaksikan Dunia Islam yang dipenuhi dengan ketidakberesan ini. Hari ini, Dunia Islam tengah menghadapi konspirasi besar dalam skala yang sangat masif. Jika saat ini, Islam berhadapan dengan konspirasi sistematis yang menggempur dengan gencar, musuh hanya bisa dibuat ketakutan dengan kesadaran umat Islam. Persatuan umat Islam adalah momok yang paling menakutkan bagi kubu arogansi dunia, mereka yang rakus terhadap negara-negara Islam, dan mereka yang gemar campur tangan dalam urusan internal negara-negara Islam. Dalam Islam yang ada hanya seruan “Wahai orang-orang yang beriman”. Tidak ada seruan “Wahai orang-orang Syiah” atau “Wahai orang-orang Sunni.” Yang ada seruan bagi kaum mukminin. Beriman kepada apa? Beriman kepada al-Qur’an, Islam, dan Nabi Muhammad Saw. Setiap orang bisa punya kepercayaannya sendiri yang berbeda dengan keyakinan orang lain.
وَ اعْتَصِمُوا بِحبل‌الله جَميعاً وَ لا تَفَرَّقُوا
“Dan berpegangteguhlah kepada tali Allah dan janganlah kalian bercerai berai.” (Q.S Aal Imran: 103)
Ayat ini turun untuk kaum mukmin, bukan untuk sekelompok dari kaum mukminin saja. Demikian juga ayat berikut ini, turun untuk kaum mukmin.
 وَ إِنْ طائِفَتانِ مِنَ الْمُؤْمِنينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَينَهُما
“Dan jika dua golongan dari kaum mukminin saling berperang maka damaikanlah antara mereka..” (Q.S al-Hujurat: 9)
Islam dengan pondasi-pondasinya yang ada ini bisa mengenyahkan hingga ke akarnya segala bentuk pertikaian berbau fanatisme madzhab yang telah menyusahkan kemanusiaan. Al-Qur’an menyebutkan;
 وَ اعْتَصِمُوا بِحبل‌الله جَميعاً وَ لا تَفَرَّقُوا
 “…dan berpegangteguhlah kalian dengan tali Allah dan janganlah kalian bercerai berai.” (Q.S. Aal Imran: 103)
Memegang teguh tali Allah adalah kewajiban bagi setiap muslim. Al-Qur’an tidak mencukupkan perintah bahwa kaum muslimin harus memegang teguh tali Allah, tapi dalam perintahnya al-Qur’an menyebutkan bahwa berpegung teguh dengan tali Allah harus dilakukan secara bersama-sama. Ini berarti ada kewajiban berikutnya yaitu bersama-sama dan bersatu. Dengan kata lain, seorang muslim yang memikul kewajiban memegang teguh tali Allah juga memikul kewajiban berikutnya yaitu bahwa ia harus bersama muslim yang lain dalam memegang teguh tali Allah ini. Perintah ‘berpegang teguh dengan tali Allah’ juga menuntut pengenalan untuk bisa melaksanakannya. Ayat suci al-Qur’an menyebutkan;
فَمَنْ يکفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَ يؤْمِنْ بِاللَّهِ فقد استَمْسَک بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقي
“Dan barang siapa kafir terhadap thaghut dan beriman kepada Allah serta memegang teguh tali yang kuat…” (Q.S. al-Baqarah: 256)
Ayat ini menafsirkan ayat tentang ‘memegang teguh tali Allah’. Artinya memegang teguh tali Allah hanya bisa diwujudkan dengan beriman kepada Allah dan menolak thaghut.

Nabi Muhammad Saw
Rasulullah Muhammad Saw adalah titik temu paling penting untuk mewujudkan persatuan. Dunia Islam dapat bergabung bersama-sama di titik ini. Di sinilah letak afeksi seluruh kaum muslimin terfokuskan. Di sini pusat cinta Dunia Islam. Kini, coba Anda bayangkan, pena-pena yang dibayar oleh kaum zionis menjadikan titik ini sebagai sasaran mereka dengan cara menistakannya. Tujuannya adalah supaya keburukan aksi pelecehan terhadap umat Islam dan Dunia Islam sedikit demi sedikit memudar. Inilah yang mereka targetkan. Karena itu, para aktivis politik, figur keilmuan dan budaya, para penulis, penyair dan seniman kita harus menunjukkan sensitivitasnya terhadap masalah ini. Dekatkan umat Islam dengan sesama mereka pada slogan ini. Jangan melirik poin-poin yang menyulut perselisihan. Jangan saling tuduh. Jangan pula saling mengkafirkan dan menyebut pihak lain telah keluar dari agama. Tebar kesegaran di kalbu umat Islam dengan mengangkat nama dan kecintaan kepada Nabi Muhammad Saw. Kita semua merindukan dan mencintai pribadi yang agung itu.

Ahlul Bait Nabi (AS)
Salah satu hal yang dapat menjadi poros persatuan dan kaum muslimin sepakat dalam hal ini, adalah kepatuhan kepada Ahlul Bait Nabi Saw. Seluruh kaum muslimin menerima dan mengagungkan Ahlul Bait (as).
Dunia Islam bisa bersatu dengan poros dua hal yang ada pada Ahlul Bait (as). Pertama, kecintaan yang merupakan unsur emosi dan berlandaskan keyakinan, sebab seluruh kaum muslimin telah diperintah untuk mencintai Ahlul Bait (as). Ahlul Bait punya tempat khusus di hati kaum Muslimin. Karena itu, titik ini bisa menjadi poros bagi emosi dan afeksi seluruh kaum muslimin. Kedua, hadist tsaqalain yang diriwayatkan oleh Syiah, Sunni dan seluruh madzhab Islam menyebut Ahlul Bait sebagai padanan al-Qur’an.

Pribadi Agung Sejarah Kemanusiaan
Kecintaan kepada Amirul Mukminin Ali (as), pribadi agung sepanjang sejarah kemanusiaan dan Islam, tidak hanya dimiliki oleh kaum Syiah, tapi seluruh kaum muslimin mencintai beliau. Bahkan, semua orang yang menjunjung tinggi kebebasan akan berpandangan sama dengan umat Islam. Banyak tokoh non-Muslim yang mengungkapkan kecintaan hati mereka kepada figur agung ini dalam buku yang mereka tulis atau bait-bait syair yang mereka gubah. Salah besar jika Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib (as) justeru menjadi faktor perpecahan di tengah umat Islam. Beliau adalah figur yang dihormati oleh seluruh muslimin dengan berbagai madzhab. Mereka mencintai dan mengagungkan beliau. Kecintaan ini didasari oleh kecintaan manusia kepada sifat-sifat mulia [pada diri beliau] dan setiap orang yang obyektif pasti akan tunduk hormat kepada sifat-sifat mulia ini.

Sunnah dan Perilaku Insan-Insan Maksum (AS)
Kesatuan kata dan kesucian hati
Poin ketiga yang dinyatakan oleh Amirul Mukminin Ali (as) pada bagian kedua wasiatnya untuk dua putra beliau al-Hasan dan al-Husein (as) adalah ‘mendamaikan orang yang berselisih’. Artinya, beliau mewasiatkan agar hubungan antara masyarakat selalu baik. Perasaan hati terhadap sesama selalu bersih. Bersatulah kalian selalu dan jangan sampai ada yang bertengkar di antara kalian. Ketika menyampaikan masalah ini beliau (as) juga membawakan hadis dari Nabi Saw. Ini menunjukkan bahwa beliau menaruh perhatian yang besar terhadap masalah ini dan punya kecemasan tersendiri terkait masalah ini. Tentunya ini tidak berarti bahwa di mata beliau mendamaikan orang yang berselisih lebih penting dibanding keteraturan urusan. Yang menjadi masalah adalah ‘mendamaikan orang yang berselisih’ adalah hal yang penuh resiko. Dengan alasan ini pula beliau membawakan hadis Nabi Saw dalam sabdanya;
 صَلَاحُ ذَاتِ الْبَينِ أَفْضَلُ مِنْ عَامَّةِ الصَّلَاةِ وَ الصِّيام
“Mendamaikan orang yang berselisih lebih utama dibanding umumnya ibadah shalat dan puasa.” (Al-Kafi juz 7 hal: 51)
Beliau Saw tidak menyebutnya lebih utama dari seluruh shalat dan puasa, tapi mengatakan bahwa mendamaikan orang lebih baik dibanding setiap shalat dan puasa. Artinya jika mau mengerjakan shalat dan puasa, masih ada pekerjaan yang lebih utama dibanding keduanya. Apa itu? Mendamaikan orang yang berselisih. Jika kalian menyaksikan adanya keretakan dalam tubuh umat Islam segeralah tutup keretakan itu. Tentunya perbuatan yang demikian ini lebih utama dari shalat dan puasa.

Saudara seagama dan rekanan sebagai manusia
Islam membawa pesan persatuan, keamanan dan persaudaraan. Ada satu ungkapan Amirul Mukminin (as) yang abadi selamanya tentang manusia. Beliau berkata, “Manusia yang ada di hadapanmu terbagi dua, saudaramu seagama atau padananmu dalam penciptaan.” Artinya dia adalah manusia seperti dirimu. Semua orang harus bersatu dan saling mengasihi. Pesan ini tidak dikhususkan untuk satu kelompok tertentu saja. Karena itu dalam Islam kaum muslimin diperintah untuk berlaku baik terhadap semua orang bahkan terhadap mereka yang berbeda agama dan kepercayaan.
لا ينْهاکمُ اللَّهُ عَنِ الَّذينَ لَمْ يقاتِلُوکمْ فِي الدِّينِ وَ لَمْ يخْرِجُوکمْ مِنْ دِيارِکمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَ تُقْسِطُوا إِلَيهِمْ إِنَّ اللَّهَ يحِبُّ الْمُقْسِطينَ
“Allah Swt tidak melarang kalian berbuat baik dan bersikap adil terhadap mereka yang tidak memerangi kalian dalam agama dan tidak mengeluarkan kalian dari rumah-rumah kalian. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat adil.” (Q.S. al-Mumtahanah: 8)
Inilah logika Islam. Perbedaan pemikiran dan akidah tidak menjadi alasan untuk menghujat. Sebab kalian tidak berhak untuk memberi putusan.
 وَ الْحَکمُ اللَّهُ، وَ الْمَعْوَدُ إِلَيهِ الْقِيامَة
“Allah yang menghakimi dan masa yang dijanjikan adalah hari kiamat.”(Bihar Al-Anwar juz 29 hal: 485)
Ungkapan itu berasal dari Imam Amirul Mukminin Ali (as). Kalian akan berjumpa dengan orang-orang yang seakidah dengan kalian dan mereka adalah saudara kalian. Tapi sebagian orang tidak seakidah dengan kalian namun sama dengan kalian dalam penciptaan.


Republik Islam Iran
Musuh menggunakan berbagai cara untuk menciptakan keretakan di tengah masyarakat Muslim, dan kini mereka menemukan satu fenomena baru yang memersatukan kaum muslimin, fenomena itu adalah Republik Islam Iran. Panji yang berkibar dan seruan yang menggema ini adalah fenomena baru yang konstitusi, slogan dan langkahnya sejalan dengan Islam. Tentu wajar jika kalbu umat Islam di seluruh dunia akan terbawa ke arahnya. Sekarang, di tempat lain tak ada satupun negara yang tegas dan serius memperjuangkan Islam seperti ini. Yang dimaksud tentunya bukan rakyat. Sebab, bangsa-bangsa Muslim di mana saja sangat mencintai Islam dan siap melaksanakan seluruh ajarannya. Yang dimaksud adalah sistem politik, kenegaraan dan pemerintahan yang meski di awal langkahnya ia menggunakan nama Islam, namun lambat laun ia akan mengendur dan mundur ketika berhadapan dengan arus serangan yang deras dari seluruh penjuru dunia. Setelah kemenangan revolusi Islam di Iran pemikiran ini menyebar ke seluruh penjuru dunia Islam. Salah satu modus yang digunakan arogansi dunia, untuk melawan gelombang yang menerpa seluruh dunia Islam dan yang muncul dari Iran ini adalah dengan mengesankan bahwa apa yang terjadi di Iran merupakan gerakan Syiah dengan maknanya sebagai sebuah madzhab, bukan gerakan Islam dengan maknanya yang luas dan umum. Mereka juga getol menebar kemunafikan dan perpecahan antara Syiah dan Sunni. Sejak awal, kita yang telah menyadari adanya tipu daya syaitan ini terus menerus menyuarakan persatuan antara madzhab Islam. Kita selalu berusaha memadamkan api fitnah ini. Alhamdulillah, berkat taufik dan inayah Allah kita meraih banyak keberhasilan, salah satunya adalah dengan terbentuknya Forum Dunia Pendekatan Antar Madzhab Islam. Sejak awal kemenangan revolusi Islam sampai hari ini Republik Islam Iran senantiasa mengajak negara-negara Islam untuk bersatu. Kegetolan Iran dalam upayanya menggalang dan mempertahankan persaudaraan dan persahabatan dengan negara-negara Islam bukan karena pemerintah dan rakyat Iran sangat memerlukan kebersamaan ini. Bukan itu. Tapi, karena persatuan ini akan menguntungkan seluruh Dunia Islam.


Keuntungan Persatuan dan Solidaritas Islam
Kemenangan dan Kemuliaan Muslimin
Bangsa-bangsa Muslim harus mengenal dan mengandalkan kekuatan yang dimilikinya –yaitu kekuatan iman dan solidaritas antara negara-negara Islam. Negara-negara Islam jika bersatu akan membentuk sebuah kepalan tangan kuat dan musuh tak akan berani berhadapan apalagi menekannya. Jika umat Islam –meski keyakinan mereka beragam- menggalang persatuan dan menjalin hubungan yang akrab di antara mereka dan tidak menjadi alat musuh, pasti dunia Islam akan berjaya. Ketika rakyat yang terlibat di tengah medan secara terus menerus dan mereka siap menanggung segala kesulitan maka kekuatan adidaya dunia -Amerika Serikat dan adidaya lain sepertinya- tak mungkin bisa berbuat semaunya terhadap mereka. Rakyat selalu menang, dan ini adalah fakta. Jika Dunia Islam benar-benar ingin membawa gerakan umat Islam yang mendalam ini ke arah kemenangan, maka ada beberapa kelaziman yang harus dilaksanakan, yang pertama adalah persatuan.


Mengatasi Masalah
Jika umat Islam bersatu, bangkit dan menyadari kekuatannya; jika umat ini yakin bahwa kondisi yang ada bisa diperbaiki dan nasib bisa dikendalikan; jika umat Islam menyaksikan bagaimana sebagian bangsa seperti bangsa Iran yang besar mampu mengendalikan sendiri nasibnya tanpa terpengaruh oleh kekuatan asing, pasti rangkaian musibah di Dunia Islam ini akan dapat tertangani. Ini adalah masalah terpenting saat ini.
Mengemis, menyerah, berunding atau cara-cara yang disarankan oleh sebagian orang yang lugu kepada umat Islam, tak ada yang bisa menyelamatkan kaum muslimin. Jalan satu-satunya adalah persatuan umat Islam, komitmen dengan ajaran, prinsip, dan norma-norma Islam, serta resistensi jangka panjang dalam menghadapi tekanan dan himpitan musuh.
Hari ini, obat penawar bagi kesulitan dunia Islam adalah kembali kepada Islam, spiritual, serta hukum Islam, dan kedua persatuan antara kaum muslimin. Persatuan adalah salah satu ajaran dan perintah Islam. Islam menyeru umat untuk bersatu dan menyingkirkan segala bentuk dendam, permusuhan dan kebencian di antara mereka.


Kekuatan Ekonomi dan Politik
Negara-negara Islam hendaknya tak punya gesekan kepentingan. Sebuah komunitas Islam atau blok Islam jelas menguntungkan semua pihak, bukan hanya satu kelompok tertentu saja. Negara-negara besar di Dunia Islam akan mendapat keuntungan dari terbentuknya komunitas Islam. Keuntungan juga akan didapat oleh negara-negara Muslim yang lemah, kecil dan miskin. Semua akan diuntungkan. Jika umat Islam tidak membela warga Muslim di Bosnia, tentu hari ini tidak akan ada Muslim Bosnia di Eropa, sebab mereka pasti sudah dibantai habis.
Dari wilayah Dunia Islam yang paling barat saat ini –yakni kawasan Afrika Barat- hingga wilayah yang paling timur –yakni kawasan Asia Timur- adalah kawasan berpenduduk Muslim. Kawasan yang paling strategis ada di tangan umat Islam. Salah satu bagiannya adalah wilayah Teluk Persia yang dilirik oleh dunia karena kekayaan alamnya. Seluruh dunia memerlukan minyak yang ada di kawasan ini. Jika umat Islam bersatu, Dunia Islam akan memetik banyak keuntungan.


Hegemoni dan Kekuasaan
Sekarang, ada berbagai langkah gencar yang dilakukan untuk mencegah terwujudnya persatuan umat Islam dan mengadu domba umat ini. Langkah itu semakin gencar ketika persatuan menjadi keperluan mendesak umat Islam. Bayangan yang mendekati fakta menunjukkan bahwa motif yang mendasari tindakan musuh itu adalah untuk mencegah terwujudnya impian hegemoni dan kekuasaan Islam yang saat ini sudah mendekati kenyataan. Jelas, dengan adanya perpecahan dan perselisihan, Islam tidak mungkin bisa mewujudkan hegemoninya dan kaum muslimin di Dunia Islam juga tak bisa memegang teguh ajaran Islam dengan benar. Hal paling besar dan menyakitkan yang menghalangi terwujudnya kekuasaan dan hegemoni Islam adalah permusuhan yang ada di antara kaum muslimin di tengah masyarakat Muslim –baik di satu negara maupun di beberapa negara yang berbeda-.

Faktor Pemicu Perpecahan
Syirik
Pemikiran syirik telah membagi-bagi umat manusia. Tatanan sosial yang dibangun atas dasar syirik membagi masyarakat ke dalam beberapa kasta yang terpisah. Ketika di sebuah masyarakat musyrik muncul pembicaraan seputar hubungan manusia dengan sumber penciptaan alam yang Maha Perkasa dan Berkuasa atas alam semesta, wajar jika lantas setiap kasta dan kelompok memiliki tuhan masing-masing. Masyarakat yang dibangun atas landasan syirik adalah masyarakat yang antara kasta dan kelompoknya ada dinding pemisah yang tak bisa ditembus, ada jurang pemisah yang tak mungkin didekatkan.

Syaitan
Setiap kali di antara kaum mukminin dan di antara hamba-hamba Allah yang salih terjadi perselisihan pasti di sana ada syaitan dan musuh Allah. Setiap kali kalian melihat ada perselisihan carilah sumbernya, kalian tak akan susah menemukan syaitan di sana. Kalian akan menemukan syaitan yang ada di dalam diri kita yang bernama nasf ammarah bissuu’ (nafsu yang mengajak kepada keburukan). Syaitan inilah seburuk-buruk syaitan. Kalian akan menemukannya. Karena itu di balik setiap perseteruan pasti ada kesombongan, cinta pangkat dan egoisme yang ada dalam diri kita, atau jika tidak pasti sumbernya adalah syaitan luar, yakni musuh, arogansi dan kekuatan yang kejam dan zalim.

Kebodohan dan Kesalahpahaman
Ketika kalian melihat umat Islam terjebak dalam perpecahan, ketahuilah bahwa hal itu terjadi karena umat Islam tidak menyadari dengan benar bahwa persatuan tak dapat dipisahkan dari agama. Hari ini umat Islam, baik kalangan elit politik, kebudayaan, dan agama maupun masyarakat umum harus lebih tanggap dan waspada dibanding sebelumnya serta harus lebih mengenal tipu daya musuh dan melawannya. Salah satu cara efektif yang digunakan musuh adalah mengobarkan api perselisihan. Dengan mengucurkan dana dan bekerja keras tanpa kenal henti, mereka terus mengupayakan agar umat Islam sibuk dengan perselisihan di antara mereka. Dengan memanfaatkan kelalaian, kesalahpahaman dan fanatisme, musuh mengadu domba kaum muslimin.
Ada kepicikan pandang di tengah madzhab-madzhab Islam saat ini. Mereka memandang seluruh kelompok di Dunia Islam selain mereka sebagai kelompok yang kafir. Apakah orang yang mencintai Nabi Muhammad Saw layak disebut kafir? Apakah orang bisa dikafirkan lantaran bergembira di hari kelahiran Nabi Saw dan memakan manisan karena bersuka cita dengan kelahira beliau? Apa yang mendorong adanya kepicikan pandang seperti ini? Alhamdulillah, kami bergembira karena meski ada perselisihan pandang, kita bisa saling mengulurkan tangan dan menggenggam erat tangan saudara kita.

Fanatisme Kesukuan
Terkadang di satu waktu bangsa-bangsa Muslim mengedepankan semangat kesukuan, nasionalisme, bahasa, darah dan semisalnya. Ini menandakan bahwa sebagian dari umat Islam tengah bergerak berpisah dari yang lain. Kita pernah menyaksikan betapa dulu di rezim sebelum revolusi di negara ini sentimen Persia dan Iran dalam bentuknya yang ekstrim merajalela dengan dibubuhi mitos-mitos berbau nasionalisme, keturunan dan darah. Untuk apa itu terjadi? Apakah keuntungan yang bisa didapat oleh bangsa Iran? Tak ada yang dihasilkan olehnya kecuali kerugian. Kerugian terbesar adalah bangsa Iran menjadi bangsa yang terpisah dari bangsa-bangsa Muslim yang lain. Ada dinding pemisah antara bangsa ini dan bangsa-bangsa lain. Fenomena yang sama dilakukan terhadap bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain di kawasan.

Pemegang Kekuasaan
Perselisihan, kontradiksi, konfrontasi, friksi, dan agresi sudah ada di antara berbagai golongan dan madzhab sejak berabad-abad yang lalu. Konfrontasi ini selalunya merugikan umat Islam. Dalam sejarah Islam, semua atau setidaknya sebagian besar konfrontasi dan perselisihan ini dimunculkan dan kendalikan oleh para penguasa. Menelusuri benang merah perselisihan sejak isu-isu awal muncul -seperti dalam kasus perdebatan apakah al-qur’an itu makhluk atau bukan dan sejumlah isu lainnya- hingga isu-isu berikutnya yang melibatkan berbagai madzhab dan golongan Islam sepanjang sejarah –khususnya dalam beberapa waktu terakhir yang mengangkat polemik Syiah dan Sunni- kita pasti akan menemukannya di tangan para penguasa. Ini berlaku untuk semua negeri Islam. Tentunya kebodohan umum, fanatisme buta yang tidak dilandasi logika, dan mempermainkan emosi pihak lain, juga berperan di dalamnya. Namun peran semua hal tadi tak lebih dari sekedar penyiap lahan yang tak mungkin bisa menyulut terjadinya pertumpahan darah dalam skala besar seperti yang dicatat dalam sejarah. Semua peristiwa berdarah dalam skala besar hanya terjadi ketika para penguasa menyulutnya untuk mengejar kepentingannya. Itu pulalah yang secara jelas dikejar oleh imperialis saat mereka masuk ke negeri-negeri Muslim –baik secara langsung atau tidak-.

Aliran Pemecahbelah di Dunia Islam
Di dunia hari ini, ada pihak-pihak yang dengan mudah mengucurkan dana untuk membangun masjid Dhirar [1] . Mereka juga menggelontorkan dana untuk membuat lembaga dan situs yang bertujuan menghancurkan persatuan Islam dan menebar perpecahan antara madzhab-madzhab Islam. Ada orang-orang dengan perangai syaitan sebagaimana dulu syaitan berkata kepada Allah,
َ لَاُغْوِينَّهُمْ أَجْمَعينَ
“Aku akan menyesatkan mereka semua..” (Q.S. Al-Hijr: 39)
Sama seperti syaitan yang mewakafkan seluruh usianya untuk menyesatkan hamba-hamba Allah, orang-orang itu juga menghabiskan masa hidup mereka untuk menciptakan perselisihan.
Orang-orang yang di dunia saat ini menjadi simbol terorisme di Dunia Islam bukan manifestasi dari kebangkitan Islam. Mereka yang melakukan kejahatan di Irak; mereka yang di Dunia Islam justeru melakukan akivitas merugikan umat Islam dengan mengusung slogan Islam; mereka yang menjadikan upaya adu domba antara umat Islam sebagai tugasnya yang paling penting –dengan slogan Syiah, Sunni dan madzhab-; mereka sama sekali tidak bisa menjadi simbol kebangkitan Islam. Kaum arogan dunia juga menyadari hal ini. Mereka yang berusaha memperkenalkan Islam kepada Dunia Barat lewat wajah kelompok-kelompok Islam yang garang dan jumud, tahu bahwa fakta yang sebenarnya bukan seperti yang mereka ungkap.
Hari ini, tangan-tangan kotor yang menyulut perpecahan di Dunia Islam terus berupaya merusak citra pemikiran dan madzhab Ahlul Bait (as). Mereka mengenalkan madzhab ini dengan sesuatu yang jauh berbeda dari fakta. Hari ini banyak ulama bayaran yang bergantung kepada penguasa di berbagai negara mengeluarkan fatwa yang mengkafirkan Syiah. Saat ini, perpecahan antara Syiah dan Sunni adalah target yang dimaukan oleh AS, kubu adidaya Dunia dan rezim-rezim boneka.

Sejumlah Pemerintahan di Negeri Islam
Negara-negara dan bangsa-bangsa Muslim memiliki kekayaan dan senjata yang sangat berlimpah, tapi mengapa kita tetap tidak bisa membela diri? Penyebabnya adalah karena kita tidak bersatu. Mengapa kita tidak bersatu? Jawabannya adalah karena rezim-rezim penguasa yang seharusnya menjamin persatuan justeru mengejar kepentingan yang berbeda. Ada yang punya misi nasionalisme, ada yang mengejar misi kekufuran dan ada pula yang mengejar tujuan non-Islami. Padahal, hati bangsa-bangsa di dunia saling menyatu. Mana ada dua bangsa yang saling berseteru? Bangsa Iran dan bangsa Irak yang pernah terlibat perang delapan tahun lamanya saat ini saling berpelukan rapat. Perang ini bukan terjadi antara dua bangsa. Perseteruan bukan antara dua bangsa, tetapi terjadi antara kekuasaan yang didorong oleh faktor-faktor di luar Islam. Inilah yang harus diobati.

Ketidakpedulian Ulama Terhadap Kepentingan Umat Islam
Sejak seribu tahun lalu, Syiah dan Sunni diadudomba. Satu pihak menulis buku yang menghujat pihak lain. Terjadilah aksi saling melecehkan kehormatan, sehingga pemikiran akan permusuhan meresap ke lapisan masyarakat awam, baik Syiah maupun Sunni. Kondisi latar belakang pemikiran seperti ini lantas dimanfaatkan oleh musuh untuk menciptakan perpecahan antara dua kubu Islam yang besar. Inilah yang terjadi di sejumlah negara Islam. Ulama Syiah dihadapkan pada kondisi yang memaksanya mengungkapkan hal-hal yang bisa memancing emosi masyarakat umum Sunni. Demikian juga sebaliknya, ulama Sunni dipaksa mengucapkan kata-kata yang memancing emosi kalangan umum Syiah. Sayangnya, seperti inilah kondisi di sejumlah negara Islam. Jika para ulama terpanggil oleh rasa tanggung jawab dalam masalah ini dan tidak merasa cukup mengetahui kondisi yang ada, serta tidak pula merasa cukup dengan hubungan persaudaraannya dengan para ulama Syiah, mereka harus mensosialisasikan persaudaraan Islam ke tengah masyarakat umum dan membongkar konspirasi musuh kepada masyarakat. Jika itu terlaksana, pintu bagi musuh untuk melakukan konspirasi di tengah masyarakat akan tertutup.

Anasir Susupan
Sayangnya di Dunia Islam ada oknum-oknum yang siap melakukan kejahatan apa saja untuk bisa mendekatkan diri kepada Amerika dan pusat-pusat kekuatan arogansi dunia. Mereka siap mengadu domba antara Syiah dan Sunni. Saya menyaksikan sendiri adanya tangan-tangan kotor yang sengaja dan secara sistematis bekerja keras di negara-negara tetangga Iran menebar perselisihan antara Syiah dan Sunni, juga antara berbagai suku dan madzhab, atau antara berbagai aliran politik. Hal itu mereka lakukan demi mewujudkan kepentingan ilegal mereka di negara-negara Islam. Kita harus tanggap dan waspada. Seluruh bangsa dan pemerintahan, juga semua kaum muslimin, kubu-kubu politik, para cendekiawan dan kalangan elit harus bersikap bijak dan cerdas menghadapi agenda musuh ini. Jangan biarkan musuh berhasil menebar perpecahan dengan berbagai alasan.

Aliran-Aliran Sempalan
Para ulama hendaknya waspada terhadap aliran sempalan dan gadungan yang sengaja dibuat untuk merusak persatuan. Waspadai aliran petro dolar yang digunakan menebar perpecahan. Waspadai tangan-tangan kotor dan bayaran yang berusaha merusak dan memutus ‘tali kokoh’ persatuan umat Islam. Tindak tegas semua itu. Inilah kezaliman dari kecintaan kepada persatuan dan upaya memupuk persatuan Islam. Tanpanya hal ini tidak mungkin terjadi.
Imperialis telah menggarap program jangka panjang 100 hingga 200 tahun untuk menciptakan perselisihan, keretakan dan luka menganga di tubuh komunitas dan dunia umat Islam yang proses penyembuhan dan penanganannya tidak akan mudah. Mereka menciptakan aliran-aliran semisal Wahhabi dan banyak aliran sempalan dan gadungan untuk memecah belah Dunia Islam.
Sejak awal, Wahhabi memang terlahir untuk merusak persatuan Islam dan diciptakan sebagai pangkalan –seperti Israel- di tengah masyarakat Islam. Sama seperti agenda membentuk rezim rezim Israel sebagai pusat untuk menyerang Islam, musuh juga membentuk pemerintahan Wahhabi dengan para penguasanya asal Najed di jantung masyarakat Islam. Pemerintahan ini menjadi pusat yang aman bagi mereka dan selalu bergantung kepada mereka.

Penistaan Kesucianan
Garis merah di mata pemerintahan Islam adalah tindak penistaan terhadap kesucian masing-masing pihak. Mereka yang secara tak sadar atau karena faktor fanatisme buta –baik dari kelompok Syiah maupun Sunni- saling menistakan kesucian pihak lain, sungguh tidak menyadari apa yang sedang mereka lakukan. Aksi-aksi seperti inilah yang menjadi senjata paling baik di tangan musuh.
Sunni dan Syiah, masing-masing bebas melaksanakan ritual, kepercayaan, adat istiadat, dan tugas keagamaannya dan memang harus mereka lakukan. Tapi ada garis merah yang jangan sampai dilanggar. Perbuatan yang dinilai melecehkan -baik yang dilakukan oleh orang Syiah dan yang tidak sadar maupun yang dilakukan oleh sebagian kelompok Sunni seperti kelompok Salafi yang menafikan pihak lain- jangan sampai diungkap. Sebab itulah yang dimaukan oleh musuh. Di sini kita dituntut untuk bersikap bijak.

Menyulut Sentimen Kesukuan
Konflik kesukuan dan kebangsaan yang ditimbulkan oleh fanatisme ekstrim biasanya disulut oleh kalangan intelektual yang menjadi kaki tangan asing. Secara alamiah memang ada pihak-pihak yang menentang terciptanya persatuan. Tapi kita harus melawan mereka yang dengan menebar sentimen kesukuan, madzhab, golongan dan kubu politik berusaha menyulut perpecahan. Perselisihan etnis, suku, dan madzhab di tengah umat, selalu dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam untuk menciptakan keretakan di tengah kaum muslimin. Tangan, konspirasi dan permainan musuh terlihat dengan jelas di balik perselisihan yang ada. Ini harus diatasi. Kalangan intelektual Muslim dari seluruh kelompok dan madzhab jangan sampai membiarkan gelombang fitnah di tengah umat Islam –yang muncul akibat provokasi musuh-musuh Islam- semakin menggunung sehingga mengancam ketenangan, kehangatan dan cinta di antara mereka.

Bahaya Perpecahan di Tengah Umat Islam
Kerakusan Musuh Islam
Hari ini di Dunia Islam, ancaman yang paling membahayakan kita adalah perpecahan. Ketika kita tercerai-berai musuh akan tergoda untuk melumat kita. Kami mengusulkan kepada semua pemerintahan di Dunia Islam dan kepada bangsa-bangsa Muslim untuk bersatu dan merapatkan barisan. Singkirkan dan lupakan perbedaan yang ada. Banyak perselisihan yang bisa diatasi. Sebagian, memang tidak bisa diselesaikan dalam jangka pendek sehingga kita perlu menutup mata darinya. Persatuan ini adalah langkah yang merugikan kaum Zionis dan Amerika sehingga mereka berusaha merusaknya dengan segala cara.

Kezaliman Terhadap Umat Islam
Nasib tragis yang dialami oleh rakyat Palestina dewasa ini, terkoyaknya tubuh bangsa Palestina dan musibah serta petaka yang dialami bangsa ini sehingga menorehkan luka di kalbu semua orang, semua itu terjadi sebagai akibat dari perpecahan umat Islam. Jika umat ini bersatu tentu segala nestapa itu tak akan pernah terjadi. Didudukinya Irak oleh pasukan asing akibat dari perpecahan umat Islam. Terancamnya negara-negara Timur Tengah oleh gertakan AS yang congkak dan mabuk kekuasaan, juga terjadi karena perpecahan umat Islam.

Goncangan dan Pengkhianatan Terhadap Islam dan Kaum Muslim
Orang pasti merasa gentar menghadapi kekuatan adidaya dunia ketika ia merasa sendiri tanpa penolong. Demikian pula halnya dengan sebuah pemerintahan atau bangsa yang dicekam ketakutan. Ketakutan muncul karena faktor kesendirian dan tanpa penolong. Jika bangsa-bangsa dan negara-negara Islam menjalin hubungan yang hangat diantara mereka, jika pemerintah melihat rakyat mendukungnya dan rakyat merasa bahwa pemerintah serius memperjuangan hak-haknya, jika satu bangsa melihat bahwa bangsa lain yang bersaudara dengannya akan bersamanya, ketika itu tidak ada lagi rasa gentar di hati mereka, meski musuh terus menerus menebar ketakutan di hati sebagian penguasa dan bangsa. Inilah buah pertama yang dihasilkan oleh persatuan, bahwa persatuan akan membuat seseorang merasa kuat. Sementara, akibat pertama yang ditimbulkan oleh perpecahan adalah rasa kosong di hati orang.
وَ تَذْهَبَ ريحُکم
“…dan hilang kekuatanmu..” (Q.S. al-Anfal: 46)
Kebugaran dan semangat seseorang atau suatu bangsa akan lenyap.

Kelalaian Akan Musuh yang Sebenarnya
Hari ini adalah hari persatuan Dunia Islam. Musuh telah berinvestasi sedemikian besar untuk merusak persatuan kecil yang ada saat ini. Irak dan sejumlah wilayah Dunia Islam lainnya sedikit banyak menjadi ajang makar dan konspirasi musuh. Dengan membawa berbagai alasan, mereka menargetkan perpecahan antara golongan, madzhab, suku, dan bangsa Muslim. Satu kelompok membantai kelompok yang lain. Dendam kesumat membara di dada mereka. Kelompok ini membenci kelompok itu dan kelompok itu membenci kelompok ini. Akibatnya, mereka lupa akan musuh Dunia Islam yang sebenarnya dan lalai akan mereka yang merancang agenda untuk bisa menguasai kawasan ini.
Jika mereka yang mengaku menjunjung tinggi al-Qur’an dan Islam –dari kelompok dan madzhab manapun- jujur dalam klaimnya dan benar-benar menghendaki al-Qur’an yang mulia dan agung ini tetap eksis, maka mereka harus menyadari bahwa pekikan dan tulisan yang dibayar dengan uang-uang kotor itu untuk menebar perpecahan di sejumlah negara Islam adalah penghalang utama kebangkitan Islam. Sebab, semua itu pekerjaan musuh.

Solusi Mewujudkan dan Memperkokoh Persatuan
Solusi Mewujudkan dan Memperkokoh Persatuan
Ada dua tahap untuk persatuan. Pertama adalah tahap lisan dan penerangan. Tahapan ini mudah dilakukan tanpa ada kesulitan. Walau demikian masih ada sejumlah kalangan yang tidak bersedia melakukan pekerjaan yang ringan ini. Ada sebagian orang yang secara terbuka mengkafirkan kelompok-kelompok Muslim. Sebagian tak bersedia meski hanya mengucapkan sepenggal kata tentang persatuan Islam dan kekompakan madzhab-madzhab Islam. Bagaimanapun juga, meski tahap lisan ini tidak terlalu bermakna umum, tapi bukan pekerjaan yang sulit.
Tahap kedua adalah tahap tindakan yang memerlukan perjuangan. Pekerjaan yang sulit tapi wajib. Ada sejumlah unsur yang sengaja merusak persatuan. Dengan amat disayangkan harus dikatakan bahwa dana yang dikucurkan untuk membantu unsur-unsur itu sangat besar jumlahnya. Banyak sekali dolar yang didapat dari perjualan minyak disalurkan untuk menggarap proyek ini. Kita harus sabar menanggung kesulitan apapun karena ini adalah pekerjaan wajib dan merupakan keharusan di zaman ini.

Solusi Budaya
Menjelmakan kepribadian Nabi Muhammad Saw
Di banding hal-hal lain, umat Islam di seluruh dunia lebih mudah untuk bersatu di bawah payung nama Nabi Besar Muhammad Saw. Ini adalah satu sisi dari kepribadian figur agung itu. Saya berulang kali menegaskan bahwa ‘Figur yang agung itu adalah poros dan titik temu seluruh afeksi umat Islam. Setiap insan muslim pasti mencintai Rasulullah Saw.’ Ilahi, Engkau menyaksikan bahwa hati kami dipenuhi rasa cinta kepada Nabi Saw. Cinta ini harus dimanfaatkan. Cinta ini dapat mengurai banyak masalah.
Para ulama, kalangan cendekiawan, penulis, penyair dan seniman di Dunia Islam hari ini memikul tugas menggambarkan kepribadian Rasulullah Saw dan sisi-sisi agungnya kepada umat Islam dan masyarakat non-Muslim semampu mereka. Ini akan membantu mempersatukan umat Islam dan menggugah generasi muda umat Islam kepada Islam sebagaimana yang kita saksikan saat ini.
Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an: وَ ما أَرْسَلْنا مِنْ رَسُولٍ الاّ لِيطاعَ بِإِذْنِ اللَّه
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun kecuali untuk ditaati dengan izin Allah.” (Q.S. AL-Nisa’: 64)
Para ulama tentunya meyakini makna firman Ilahi ini. Nabi Saw tidak datang hanya untuk memberi nasehat dan berbicara sementara masyarakat menyibukkan diri dengan pekerjaan masing-masing dan hanya menghormati beliau. Nabi Saw datang untuk ditaati. Beliau datang untuk membimbing masyarakat dan kehidupan mereka, membentuk pemerintahan dan mengarahkan umat manusia kepada tujuan hidup yang benar.

Kecerdasan Dalam Menghadapi Musuh
Al-Qur’an menyatakan, “Wahai Muslim yang terjaga batinnya, jangan sampai engkau melupakan musuh. Jangan lupa bahwa engkau mempunyai musuh. Jangan lupa bahwa musuh terus mengintai. Jangan lupa bahwa musuh akan memukulmu jika engkau merunduk dan melemah.” Musuh bernafsu melayangkan pukulan dengan segala cara dan dari semua pintu; dari pintu ekonomi, budaya, politik, dan keamanan. Umat Islam harus waspada.
 ألَمْ أَعْهَدْ إِلَيکمْ يا بَني‏ آدَمَ أَنْ لا تَعْبُدُوا الشَّيطانَ إِنَّهُ لَکمْ عَدُوٌّ مُبينٌ
“Bukankah Aku telah mengikat janji dengan kalian, wahai anak cucu Adam, jangan kalian sembah syaitan. Sesungguhnya dia adalah musuh yang nyata bagi kalian.” (Q.S. Yasin: 60)
Jangan menyerah kepada musuh. Jangan melupakan musuh. Ingatlah selalu bahwa musuh itu ada. Tentang syaitan Allah Swt sedemikian menekankan soal kewaspadaan ini, padahal Dia menyebut makar syaitan demikian;
إِنَّ کيدَ الشَّيطانِ کانَ ضَعيفاً
“Sesungguhnya makar syaitan itu lemah.” (Q.S. Al-Nisa: 76)
Syitan harus kalian waspadai. Jika tidak waspada kalian akan menelan pukulannya yang telak. Karena itu kalian harus sadar, cerdas, bersatu, waspada, dan mengamalkan tugas kalian. Namun makar syaitan yang sedemikian berbahaya itu lemah dan ia tak bisa berbuat apa-apa.
 إِنَّما سُلْطانُهُ عَلَي الَّذينَ يتَوَلّوْنَهُ
 “Sesungguhnya kekuasaannya hanya terhadap mereka yang menjadikannya panutan.” (Q.S. Al-Nahl: 100)
Syaitan hanya punya kekuasaan atas mereka yang takut kepadanya. Syaitan justeru takut menghadapi mereka yang bertawakkal kepada Allah dan menjadi hamba Allah.

Ulama dan Kesepahaman
Dalam masalah fiqih, diskusi dan tukar pandangan antara berbagai madzhab dalam banyak pembahasan fiqih akan mendekatkan fatwa bahwa menyatukannya. Sebagian madzhab Islam dalam masalah fiqih telah mengalami banyak kemajuan yang signifikan, dan orang lain bisa memanfaatkannya. Terkadang dalam sebagian hukum dan kesimpulan yang disadur dari kitabullah dan sunnah sebagian madzhab Islam bisa berbagi kreativitas dengan madzhab-madzhab yang lain. Pihak yang lain ikut memanfaatkan dan fatwa pun akan semakin berdekatan. Kita menyaksikan sendiri terkadang satu fatwa dinukil dari sebuah madzhab padahal madzhab tersebut menganggap fatwa itu sebagai fatwa yang aneh. Bahkan bisa jadi para pengikut madzhab itu justeru berlepas tangan dari fatwa tadi, atau mungkin tidak getol mendukungnya. Lantas mengapa kita tidak mencari fatwa-fatwa yang saling berdekatan?

Ulama dan Penerangan
Para ulama hendaknya bertindak untuk mewujudkan persatuan secara riil. Susun sebuah piagam persatuan yang dikukuhkan oleh para ulama dan cendekiawan Dunia Islam, juga para tokoh politik di Dunia Islam yang jujur dan tulus. Lalu upayakan untuk melaksanakan isinya. Sehingga tidak ada lagi satu orang Muslim pun yang berani mengafirkan orang bertauhid yang berada di madzhab dan kelompok lain.
Saudara-saudara Muslim di Iran, Irak, Pakistan, Lebanon, Palestina dan di negara manapun dan dari madzhab manapun pasti menyadari bahwa para ulama Islam yang hakiki meyakini bahwa ‘mengotori tangan dengan darah seorang Muslim termasuk dosa yang tidak bisa dimaafkan.” Jelas tindakan di luar Islam ketika seseorang melumuri tangannya dengan darah saudaranya yang Muslim dengan anggapan bahwa perbuatan sebagai pelaksanaan hukum Islam dan komitmen dengan ajaran Islam. Semua orang tahu bahwa persaudaraan bangsa Iran dengan bangsa-bangsa Muslim yang lain adalah persaudaraan yang hakiki. Perbedaan madzhab tetap ada di tempatnya. Syiah tetap Syiah dan Sunni tetap Sunni. Di tengah Ahlussunnah atau di antara Syiah sendiri juga ada perbedaan pandangan dan madzhab dalam lingkup internal. Tapi semuanya ada di bawah panji, ‘Laa ilaaha illallah, Muhammad Rasulullah’. Semuanya saling bersaudara sehingga punya kemampuan resistensi dalam menghadapi musuh Islam dan musuh umat Islam.

Tidak Membesarkan Perbedaan
Syiar Islam murni yang menjadi landasan pembentukan pemerintahan Islam adalah bahwa kaum muslimin harus bersatu meski di antara mereka ada perbedaan akidah dan madzhab. Fokuskan pada kesamaan dan hindari melukai perasaan pihak lain. Budaya agama dengan makna dan perspektif seperti ini yang di dalamnya ada kebebasan, keadilan, demokrasi, persatuan Dunia Islam dan di antara umat Islam, adalah salah satu medan jihad bagi kita. Dan kita harus bekerja keras.
Syiah dan Sunni yang saling bersaudara hendaknya memendam perbedaan yang ada di antara mereka di tempatnya. Jangan menunjukkannya di forum dunia atau di depan publik. Tampakkan persatuan dan kesatuan umat Islam. Mereka yang punya mimbar tabligh hendaknya memanfaatkan mimbar mereka dengan baik dan bahasa yang logis dan argumentasi yang kokoh untuk mengarahkan hati umat kepada hakikat dan kebenaran ini.
Di mana saja kalian berada, ketika menyaksikan adanya orang yang berbicara, berpidato, menulis di koran atau artikel yang isinya menebar kekhawatiran dan merusak persatuan, baik secara terbuka maupun dengan sindiran, maka ketahuilah bahwa ia sedang melakukan kesalahan. Cukup kalian sadari akan hal ini, tanpa perlu kalian bertindak apapun. Ketahuilah bahwa mereka yang berbuat seperti apa yang disebut tadi berarti sedang melakukan kesalahan dan berjalan di arah yang salah.

Solusi Politik
Persatuan menghadapi musuh yang sama
Persatuan umat Islam adalah cita-cita besar dan suci. Pastilah kalbu di seluruh Dunia Islam mendambakan terwujudnya cita-cita itu. Tapi untuk mewujudkannya ada beberapa mukaddimah: pekerjaan ini adalah pekerjaan berat dan puncak yang tinggi. Karena itu ada banyak hal yang merintangi. Hari inipun dan beberapa hari terakhir, di dunia ada sejumlah lembaga yang terus menerus bekerja keras untuk memecah belah umat Islam. Jika bisa, mereka tak segan mengobarkan perang antara dua negara Islam. Jika tidak bisa, mereka akan melirik perang politik atau perang akidah, madzhab dan konflik partisan. Tentunya yang terlibat dalam hal ini bukan rakyat awam tapi pusat-pusat kekuatan yang punya uang, politik, dan kendali keamanan internasional. Karena itu, upaya menyatukan umat Islam pasti tidak bisa dipisahkan dari upaya melawan arus ini.
Konferensi tingkat tinggi negara-negara Islam menunjukkan adanya persatuan, kekompakan, manajemen yang kuat, kerjasama dan keakraban antara para pemimpin negara Islam, pejabat dan rakyat. Para petinggi Amerika melihat dengan baik kekuatan dan potensi untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, rumit dan dalam skala besar ini. Bagi kubu arogansi, Islam dan kebangkitan Islam adalah bahaya yang besar. Setiap kali menyaksikan adanya ancaman besar ini mereka akan menyasarnya, menjadikannya sasaran serangan masif, tak peduli Sunni atau Syiah. Arogansi dunia memandang dan memperlakukan Hamas di Palestina sama dengan pandangan dan perlakuannya terhadap Hizbullah di Lebanon. Padahal yang satu Sunni dan yang lain Syiah. Pandangan arogansi terhadap orang-orang Islam yang taat dan loyal di manapun juga sama, baik Syiah maupun Sunni.

Solusi Ekonomi
Setiap langkah yang dilakukan untuk mempertemukan potensi-potensi Islam dan menyatukan umat Islam yang besar dalam berbagai sisi kehidupan tergolong sebagai pengabdian kepada Islam, negara-negara Islam dan kemanusiaan. Termasuk dari kategori itu adalah apa yang telah dilakukan oleh para gubernur bank nasional negara-negara Islam dan bank pembangunan Islam serta dewan layanan finansial.
Jika negara-negara Islam benar-benar berjalan beriringan –saya tidak mengatakan persatuan dalam arti penyatuan sistem kenegaraan, tapi dalam bentuk hubungan bersahabat misalnya dengan membentuk pasar kolektif yang memang layak dibicarakan, ditindaklanjuti dan diputuskan. Sebab, dengan itu akan banyak masalah negara-negara Islam yang bisa dibicarakan dan diupayakan penanganannya- maka kesusahan yang ada di Dunia Islam akan jauh terkurangi. Dengan kata lain, akan banyak masalah dan krisis yang bisa ditekan.

ParatTokoh persatuan
Ayatollah Al-Udzma Boroujerdi dan Sheikh Mahmoud Shaltut
 Ada dua tokoh besar, yang satu adalah faqih besar di zamannya dan marji tertinggi Syiah di masa itu, tokoh ulama yang jarang ada padanannya di era kontemporer ini, beliau adalah Ayatollah al-Udzma Boroujerdi, dan seorang lagi adalah faqih dan mufti besar Ahlussunnah, pemimpin al-Azhar yang berwawasan jauh dan dikenal berani, beliau adalah Allamah Sheikh Mahmoud Shaltut. Kedua tokoh ini termasuk pendiri dan pengayom Darut Taqrib di Mesir, yaitu lembaga yang mengupayakan pendekatan antar madzhab Islam. Upaya pendekatan adalah tanggung jawab seluruh ulama Syiah dan Sunni.




 Sejak lama antara Ayatollah al-Udzma Boroujerdi dan sejumlah ulama Sunni di Mesir ada satu pemikiran untuk menyelesaikan perselisihan yang ada. Sunni tetap sebagai Sunni dan Syiah tetap sebagai Syiah. Silahkan memiliki aqidah masing-masing, namun tetap bersama dan bergandengan tangan. Tekad dan semangat marji Syiah itu yang sejalan dengan keberanian dan kebebasan pandangan mufti besar Mesir ini telah menghasilkan langkah besar dan sesuai dengan kebutuhan zaman. Hari ini, para tokoh, pemikir, ulama, cendekiawan, mufti dan politikus, semuanya memikul tanggung jawab besar di pundak terkait masalah ini.
Sejak lebih dari setengah abad lalu, kedua ulama besar itu telah menyadari hakikat ini dengan benar dan mereka berusaha untuk mewujudkannya. Jika para tokoh keilmuan dan politik melanjutkan upaya kedua ulama tadi niscaya Dunia Islam hari ini tidak akan menyaksikan tragedi perpecahan di antara kaum muslimin. Dan, mungkin juga derita Palestina dan kondisi menyedihkan dan yang sedemikian tragis tak akan pernah terjadi di Dunia Islam.


Sayyid Jamaluddin Asadabadi
Sayyid Jamaluddin Asadabadi adalah sosok figur yang tak tertandingi sepanjang sejarah kita dalam menyeru umat Islam kepada persatuan. Sayyid Jamal meyakini bahwa jika ingin mengembalikan kehidupan spiritual dan politiknya, tak ada jalan lain bagi Dunia Islam kecuali dengan menggalang persatuan. Hal inilah yang selalu diungkap oleh Sayyid Jamal dalam semua safari, permbicaraan dan perundingannya. Bagi kalangan Sunni, Sayyid Jamal adalah figur Sunni sementara Syiah meyakininya sebagai penganut madzhab Syiah. Jadi, kedua kelompok Islam tersebut sama-sama menerima pribadi besar ini. Sayyid Jamaluddin adalah seorang sayyid bermadzhab Syiah dan asal Iran. Beliau satu pemikiran dengan Sheikh Mohammad Abduh, ulama dan mufti Sunni madzhab Syafi’i. Pekikan kedua tokoh ini didengar oleh seluruh dunia. Sayyid Jamal adalah figur yang mengangkat panji menghidupkan kembali Islam. Karena itu, dalam mengibarkan panji kehidupan kembali Islam tidak ada pembahasan soal Syiah dan Sunni.

Imam Khomeini (RA)
 Cita-cita agung yang dijelaskan oleh Imam Khomeini (ra) adalah, melawan arogansi dunia, menjaga kenetralan yang tegas dalam slogan ‘tidak timur, tidak barat’, menekankan kemerdekaan hakiki dan universal bangsa –berswasembada dengan makna yang sesungguhnya-, komitmen secara berkesinambungan terhadap prinsip agama, syariat dan fiqih Islam, mewujudkan persatuan dan solidaritas, memberi perhatian besar kepada bangsa-bangsa muslim dan tertindas di dunia, menghadiahkan kemuliaan kepada Islam dan bangsa-bangsa Muslim, tidak gentar menghadapi adidaya dunia, mewujudkan keadilan di tengah masyarakat Islam, serta memberikan dukungan dan pembelaan selalu kepada kaum tertindas, terbelakang dan masyarakat kalangan bawah dengan menaruh perhatian kepada mereka. Kita semua menyaksikan betapa Imam Khomeini getol memperjuangkan semua cita-cita itu dan terus melangkah tanpa kenal lelah. Kita harus melanjutkan jalan, amal saleh dan gerakan Imam ini.




Manifestasi Persatuan dan Solidaritas Islam
Keagungan umat Islam
Haji adalah manifestasi persatuan dan kesatuan umat Islam. Bahwa Allah SWT menyeru umat Islam yang mampu untuk menuju ke satu tempat dan pada waktu tertentu, mengumpulkan mereka bersama-sama selama beberapa hari untuk melakukan amal dan manasik yang merupakan manifestasi keharmonisan, kedisiplinan dan kekompakan, dampak pertamanya adalah menyuntikkan semangat persatuan dan kebersamaan di hati setiap insan Muslim dan menunjukkan kebesaran dan kecintaan kebersamaan umat Islam serta untuk melepaskan dahaga mereka terhadap rasa keagungan ini.
Haji, manifestasi persatuan dan kesatuan umat Islam. Haji menghilangkan pagar penghalang, menyingkapkan tabir, dan menutup keretakan yang ditimbulkan oleh konspirasi musuh atau yang muncul akibat fanatisme dan prasangka. Haji adalah satu langkah ke depan untuk mewujudkan umat Islam yang satu. Dari sisi lain, haji adalah manifestasi baraah atau berlepas tangan dari musuh-musuh Allah, kaum musyrik dan kaki tangan syirik dan kekufuran.

Pekan Persatuan
Republik Islam mengajak umat Islam di seluruh dunia untuk mencoba persatuan di hari-hari antara tanggal 12-17 Rabiul Awwal. Menurut satu riwayat –yang diyakini oleh mayoritas Ahlussunnah dan sebagian kecil Syiah- tanggal 12 Rabiul Awwal adalah hari lahir Nabi Muhammad Saw. Sedangkan riwayat lain –yang dipercayai oleh mayoritas Syiah dan sebagian kecil Ahlussunnah- menyebutkan tanggal 17 Rabiul Awwal. Bagaimanapun juga, hari-hari antara tanggal 12 dan 17 Rabiul Awwal sebagai hari kelahiran Rasulullah Saw sudah seharusnya menjadi pendorong Dunia Islam untuk lebih memerhatikan soal persatuan. Jika benteng yang kokoh dan kuat itu tercipta tidak akan ada kekuatan yang mampu merecoki wilayah negara dan bangsa Muslim.
Kita tidak mengatakan kaum Muslim Sunni berubah menjadi Syiah atau sebaliknya Syiah meninggalkan keyakinan mereka. Tentunya seorang yang bermadzhab Sunni atau siapa saja wajib mengikuti keyakinan yang diperolehnya lewat penelitian dan kajian. Ini menyangkut urusan dia dengan tuhannya. Sedangkan yang kita katakan tentang pekan persatuan dan pesan persatuan yang kita berikan adalah bahwa kaum muslimin hendaknya menjalin persatuan dan tidak saling memusuhi. Jadikan al-Qur’an, Sunnah Nabi Saw dan syariat Islam sebagai poros persatuan. Pesan ini tentu bukan pesan yang buruk. Pesan ini jelas diterima oleh setiap orang berakal yang obyektif dan tidak tendensius.

Hari Quds
Hari Quds adalah salah satu manifestasi nyata dari persatuan dan solidaritas Dunia Islam. Hari ini adalah hari kekompakan umat Islam di bawah satu panji, panji pembebasan al-Quds. Hari ini adalah hari umat Islam dari wilayah timur, yakni Indonesia hingga wilayah barat Dunia Islam yakni Afrika dan Nigeria, dan dimanapun ada kesempatan, umat ini akan memekikkan keinginan dan kemauannya. Hari ini umat Islam sangat sensitif dan menaruh perhatian yang besar terhadap isu Palestina. Sebab, umat Islam telah bangkit. Karena itu, kita harus mengagungkan hari Quds ini dengan memekikkan suara pembelaan bangsa Palestina yang tertindas untuk didengar oleh masyarakat dunia. Dengan mengambil ilham dari bulan Ramadhan yang penuh berkah, kita kokohkan hati dan jiwa ini serta kita perkuat keimanan dan keyakinan kepada janji-janji Ilahi.

Hari Raya Islam
Hari raya Islam bisa menghidupkan rasa persatuan di tengah umat Islam. Raya raya Islam adalah hari yang oleh seluruh umat di Dunia Islam diramaikan sebagai hari besar. Hari raya Islam punya dua dimensi, pertama menjadi pengingat kepada Allah dan spiritualitas, dan kedua sisi kekompakan dan kesatuan seluruh muslimin pada satu poros. Semua hari raya Islam harus punya dua kriteria ini dan mendekatkan kalbu umat Islam kepada sesama muslim. Hari ini umat Islam sangat memerlukan kedekatan kalbu di antara mereka.

Darut Taqrib
Saya meyakini bahwa pendekatan antar madzhab adalah satu kelaziman, kewajiban, kebutuhan dan sejalan dengan tujuan dan cita-cita pemerintahan Islam. Sedangkan tindakan yang merusak persatuan adalah pukulan telak terhadap tubuh umat Islam secara umum. Darut Taqrib yang kita bicarakan dimasudkan untuk mewujudkan ini. Ada Darut Taqrib di Mesir yang kita apresiasi keberadaannya. Sayangnya, Darut taqrib ini tidak diberi kesempatan untuk menjalankan misinya dengan baik. Darut Taqrib Mesir sempat berjalan dengan baik dengan menerbitkan majalah ‘Risalah al-Islam’ di masa hidup Sheikh al-Azhar almarhum Shaltut dan almarhum Sheikh Salim. Almarhum Ayatollah Boroujerdi, marji Syiah menjadi salah satu pendukung utama Darut Taqrib Mesir. Pimpinan al-Azhar Sheikh Salim menjadi perintis upaya pendekatan antar madzhab dan pencetus berdirinya Darut Taqrib. Setelah itu Sheikh Mahmoud Shaltut melanjutkannya setelah beliau menjadi pimpinan al-Azhar dan menjadi Mufti Besar Mesir. Beliau juga merangkap sebagai ketua Darut Taqrib. Mereka inilah yang menjadi pengayom utama gerakan pendekatan antar madzhab yang saat ini sangat dibutuhkan oleh Dunia Islam.
Upaya pendekatan in dimaksudkan untuk mendekatkan madzhab-madzhab Islam terkait pemikiran dan keyakinan mereka. Bahkan bisa jadi dengan adanya dialog dan diskusi, bayangan satu pihak terhadap aqidah pihak lain akan menjadi jelas, kesalahpahaman bisa teratasi, sejumlah keyakinan juga dapat dinetralkan, dan sebagian pemikiran bisa didekatkan. Jika semua itu terlaksana maka itulah bentuk yang paling ideal. Jika tidak, sekurang-kurangnya upaya ini dapat memperkokoh persamaan yang ada. Diskusi dan perundingan seperti ini minimal bisa menghasilkan manfaat itu. Karena itu masalah-masalah yang dapat memicu perpecahan harus dihindari.

============
[1]  ‘Berkat wahyu Ilahi, Rasulullah Saw mengetahui makar kaum munafik yang bertujuan memecah belah persatuan kaum muslimin dengan membangun sebuah masjid. Nabi Saw menyebut masjid itu dengan nama masjid Dhirar dan beliau memerintahkan para sahabat untuk menghancurkannya.

Tidak ada komentar: