Laman

Rabu, 22 Februari 2012

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 59 & ar-Ra'd Ayat 7


Asbabun Nuzul An-Nisā`:59 & Ar-Ra’d:7

1. Asbabun Nuzul Surah An-Nisā`:59, tentang Perintah Menaati Ulil Amr
“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah, taatlah kepada Rasul dan Ulil Amr (yang berasal dari) dirimu”

Yang dimaksud dengan Ulil Amr dalam ayat di atas adalah Ali dan para imam ma’shum as dari keturunan beliau. Silahkan rujuk:
1.Yanābī’ul Mawaddah, karya Syeikh Sulaiman Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 134 dan 137, cetakan Al-Haidariyah; hal. 114 dan 117, cetakan Islambul.
2.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 148, hadis ke 202, 203 dan 204.
3.Tafsir Ar-Razi, juz 3, hal. 357.
4.Ihqāqul Haqq, karya At-Tustari, juz 3, hal. 424, cetakan pertama, Tehran.
5.Farā`idus Simthain juz 1 hal. 314, hadis ke 250.


2. Asbabun Nuzul Surah Ar-Ra’d:7, tentang "Mundzir dan Pemandu Kepada Kebenaran"
“Sesungguhnya engkau hanyalah seorang pemberi peringatan (mundzir), dan setiap kaum (pasti memiliki) seorang pemberi petunjuk”

Yang dimaksud dengan “penunjuk jalan” dalam ayat di atas adalah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as

Ibnu abbas meriwayatkan bahwa ketika ayat ini turun Rasulullah SAWW meletakkan tangan di atas dadanya sambil bersabda: “Aku adalah mundzir”. Dan ketika membaca: “Wa li kulli qaumin hād”, beliau menunjuk ke arah Imam Ali as seraya bersabda: “Wahai Ali, kamu adalah pemberi petunjuk itu, dan orang-orang yang mendapatkan petunjuk setelah aku (wafat), mereka mendapatkannya melalui (petunjukmu)”.

Hadis ini dan hadis-hadis lain yang searti dengannya dapat dilihat di dalam buku-buku referensi berikut:
1.Tafsir Ath-Thabari, juz 13, hal. 72 dan 108.
2.Tafsir An-Naisaburi (catatan pinggir) Tafsir Jāmi’ul Bayān, juz 13, hal. 78.
3.Tafsir Fathul Qadīr, karya Asy-Syaukani, tentang ayat ini.
4.Tafsir Fakhrur Razi, juz 5, hal. 271, cetakan Dar At-Thaba’ah Al-‘Amirah, Mesir; juz 3, hal. 14, cetakan yang lain.
5.Tafsir Ibnu Katsir, juz 2, hal. 502.
6.Ad-Durrul Mantsūr, karya As-Suyuthi, juz 4, hal. 45.
7.Syawāhidut Tanzīl, karya Al-Hakim Al-Haskani, tentang ayat ini.
8.Manāqib Ibnu Syahra-asyub, juz 2, hal. 280.
9.Nūrul Abshār, Asy-Syablanji hal. 71, cetakan Al-‘Utsmaniyah; hal. 71, cetakan As-Sa’idiyah, Mesir.
10.Tarjamah Al-Imam Ali bin abu Thalib dalam Tarikh Dimasyq, karya oleh Ibnu Asakir Asy-Syafi’i, juz 2, hal. 415, hadis ke: 913, 914, 915, 916.
11.Mustadrak Al-Hakim, juz 3, hal. 129-130.
12.Yanābī’ul Mawaddah, karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 115-121, cetakan Al-Haidariyah: hal. 99 dan 104, cetakan Islambul.
13.Rūhul Ma’āni, karya Al-Alusi, juz 13, hal. 97.
14.Zādul Mashīr, Ibnu Jauzi Al-Hanbali, juz 4, hal. 307.
15.Fathul Bayān, karya Shiddiq Hasan Khan, juz 5, hal. 75.
16.Ihqāqul Haqq, karya At-Tustari, juz 3, hal. 77-93.
17.Fadhā`ilul Khamsah minas Shihāhis Sittah, juz 1, hal. 266.
18.Farā`idus Simthain, juz 1, hal. 148.

Tidak ada komentar: